Cacar daun (Exobasidium vexans Massee)
Penyakit cacar daun teh yang disebabkan oleh jamur E.
vexans dapat menurunkan produksi pucuk basah sampai
50 persen karena menyerang daun atau ranting yang masih muda. Umumnya serangan
terjadi pada pucuk peko, daun pertama, kedua dan ketiga. Gejala awal terlihat
bintik-bintik kecil tembus cahaya, kemudian bercak melebar dengan pusat tidak
berwarna dibatasi oleh cincin berwarna hijau, lebih hijau dari sekelilingnya
dan menonjol ke bawah. Pusat bercak menjadi coklat tua akhirnya mati sehingga
terjadi lobang.
Penyakit tersebar melalui spora yang terbawa angin,
serangga atau manusia. Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelembaban udara
yang tinggi, angin, ketinggian lokasi kebun dan sifat tanaman.
Banyaknya bulu daun pada peko dapat mempertinggi ketahanan
terhadap penyakit cacar. Pengendalian penyakit dilakukan dengan pengaturan
naungan agar sinar matahari dapat masuk ke kebun. Pemangkasan teh di musim kemarau
agar tanaman yang baru dipangkas dapat berkembang karena pada saat ini cacar
teh sulit berkembang. Pengaturan daur petik kurang dari 9 hari dapat mengurangi
sumber penularan baru karena pucuk terserang sudah terpetik. Untuk pencegahan,
sebaiknya ditanam klon teh yang tahan terhadap penyakit cacar daun.
Penyakit akar
Penyakit akar yang penting pada tanaman teh yaitu:
(1) Penyakit akar merah anggur (Ganoderma pseudoferreum);
(2) Penyakit akar merah bata (Proria hypolateritia);
(3) Penyakit akar hitam (Rosellinia arcuata dan R.
bunodes);
(4) Penyakit leher akar (Ustulina maxima);
(5) Penyakit kanker belah (Armellaria fuscipes).
Kelima penyakit ini menular melalui kontak akar
sakit dengan akar sehat atau melalui benang jamur yang menjalar bebas dalam
tanah atau pada sampah-sampah di atas permukaan tanah (jamur kanker belah).
Gejala pada tanaman terserang adalah daun menguning, layu, gugur dan akhirnya
tanaman mati. Untuk mengetahui penyebabnya, harus melalui pemeriksaan akar.
Batang tanaman teh terbelah dari bagian bawah ke atas, kayu menjadi busuk
kering dan lunak sehingga mudah hancur (penyakit kanker belah). Unsur yang
mempengaruhi penyebaran penyakit adalah ketinggian tempat, jenis/kondisi tanah
dan jenis pohon pelindung.
Pengendalian dilakukan dengan penanaman pohon pelindung
yang tahan, membongkar tanaman teh yang terserang, menjaga kebersihan kebun dan
pemberian Trichoderma sp. 200 gram per pohon pada lobang bekas tanaman yang
dibongkar dan tanaman disekitarnya pada awal musim hujan, di ulang setiap 6
bulan sekali sampai tidak ditemukan gejala penyakit akar di daerah tersebut. Tanaman
teh disekitarnya diberi pupuk kandang atau pupuk organik.
Penyakit busuk daun
Cylindrocladium scoparium dan Glomerella cingulata Penyakit
busuk daun disebabkan oleh C. scoparium dan G. cingulata yang menyerang tanaman
teh di pesemaian, dapat mengakibatkan matinya setek teh. Bibit terserang,
timbul bercak-bercak coklat pada daun induknya, dimulai dari bagian ujung atau
dari ketiak daun. Pada serangan lanjut, daun induk terlepas dari tangkai,
akhirnya setek mengering /mati.
Serangan lain dimulai dari ujung tunas,kemudian meluas
ke bawah akhirnya seluruh tunas mengering. Penyebaran penyakit melalui konidia
yang dapat bertahan lama di dalam tanah.
Pencegahan penyakit dilakukan dengan mengatur kelembaban
di pesemaian dan membuat parit penyalur air untuk mencegah penggenangan
(drainase). Apabila ditemukan gejala, langsung dilakukan penyemprotan fungisida
kontak yang telah direkomendasikan.
Penyakit mati ujung (Die back)
Pestalotia theae
Penyakit mati ujung disebabkan oleh jamur Pestalotia
thea yang menyerang tanaman terutama melalui luka atau bagian daun yang rusak.
Gejala pada daun dimulai bercak kecil berwarna coklat, kemudian melebar. Pusat
bercak keabu-abuan dengan tepinya berwarna coklat. Dapat menyerang ranting yang
masih hijau, dengan gejala sama seperti di daun. Serangan jamur dapat menjalar
sampai ke tunas sehingga ranting dan tunas mengering.
Pemetik teh mempunyai peranan dalam menyebarkan jamur.
Penyakit ini akan timbul pada tanaman yang lemah karena kekurangan unsur hara
(N dan K), pemetikan yang berat, kekeringan, angin kencang dan sinar matahari
yang kuat. Pengendalian dilakukan dengan pemeliharaan kondisi tanaman yang baik
yaitu pemupukan berimbang,
membuang bagian tanaman yang terinfeksi dan
pengaturan naungan sehingga bidang petiknya tidak terkena sinar matahari
langsung.
Sumber : Dedi Soleh Effendi, M. Syakir, M. Yusron, Wiratno.
2010. Budidaya dan Pasca Panen Teh.pdf. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan.
0 Response to "Penyakit Penting Pada TanamanTeh"
Post a Comment