Kepik pengisap daun teh (Helopeltis spp.)
Helopeltis antonii dan Helopeltis theivora, Famili
Miridae, Ordo Hemiptera
Kepik pengisap daun atau Helopeltis menyerang pucuk
daun muda. Kepik ini menusuk dan mengisap daun the sehingga menjadi bercak-bercak
hitam.
Musuh alami Helopeltis ini banyak. Nimfanya dibunuh
oleh laba-laba lompat, nimfa belalang sembah dan predator lain. Dewasa yang
terbang ditangkap oleh capung dan jaring laba-laba.
Daur hidup. Jangka hidup telurnya dari menetas
sampai dewasa adalah 3 sampai dengan 5 minggu. Jangka dewasanya bisa sampai 2
minggu.
Telur. Panjangnya 1,5 mm dimasukkan ke urat daun the
atau cabang pucuknya secara tersembunyi untuk menghindari serangan predator.
Telur juga dimasukkan ke dalam ujung cabang hijau yang baru dipangkas. Jumlah telurnya
kira-kira 80 butir per betina. Nimfa (“mikung”) berwarna oranye
kemerah-merahan. Dewasa (“indun”) berwarna hitam-putih menjadi hitam-merah
untuk antonii atau hitam-hijau untuk theivora. Helopeltis dewasa mempunyai
tiang kecil seperti jarum yang menonjol dari tengah punggungnya (thorax).
Ulat penggulung daun
Homona coffearia, Famili Tortricidae, Ordo
Lepidoptera Ulat penggulung daun membuat tempat berlindung untuk diri sendiri
dari daun teh; caranya dengan menyambungkan dua (atau lebih) daun bersama-sama dengan
benang sutra, atau dengan menggulung satu daun lalu menyambungkan pinggirnya.
Daun yang terserang tidak dapat dipetik sebagai hasil panen teh.
Daur hidup. Ngengat Homona mengeluarkan telur yang berbentuk
datar. Telur tersebut tersusun dalam kelompok yang berbaris-baris di atas
permukaan daun teh. Larva yang menetas akan mulai memakan daun teh muda
sehingga mengurangi hasil panenan karena daun tersebut yang dimanfaatkan
manusia.
Setelah larva tumbuh hingga panjangnya 18-26 mm,
dia menjadi kepompong. Daun teh yang dijalin menjadi rumah kepompong tersebut.
Kemudian ia keluar sebagai ngengat dewasa. Ngengat aktif hanya malam hari.
Betina dapat mengeluarkan beratus-ratus telur. Ulat Homona diparasit oleh
beberapa jenis tawon parasitoid, khususnya Macrocentrus homonae yang merupakan
tawon Braconidae
Sumber : Dedi Soleh Effendi, M. Syakir, M. Yusron, Wiratno.
2010. Budidaya dan Pasca Panen Teh.pdf. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan.
Ulat jengkal (ulat kilan)
Hyposidra talaca, Ectropis bhurmitra dan Buzura suppressaria,
Famili Geometridae, Ordo Lepidoptera Ulat jengkal menyerang daun, pupus daun
dan pentil teh. Serangan berat menyebabkan daun berlobang dan pucuk tanaman
gundul, sehingga tinggal tulang daun saja.
Ketiga jenis ulat jengkal tersebut dapat makan bermacam
tanaman lain selain teh. Ulat Hyposidra talaca dapat memakan tanaman kopi,
kakao, kina, Aleurites, jambu klutuk, rami dan beberapa jenis kacang-kacangan. Ectropis
bhurmitra bisa memakan pohon kina, gambir, kakao, jeruk, pisang, kacang tanah,
singkong dan Sambucus. Ulat Buzura suppressaria dapat memakan mangga, Aleurites,
Eucalyptus, Litchi dan jambu biji. Jenis-jenis tanaman yang merupakan tanaman
inang untuk ulat jengkal ini sebaiknya tidak ditanam di kebun teh, karena
keberadaannya akan membantu hama ini berkembang-biak.
Pengendalian dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun,
memusnahkan ulat/kepompong setiap kali memetik teh, dan menggunakan pestisida
nabati. Pengendalian dengan cara hayati merupakan cara yang amat penting, dan akan
berjalan sendiri jika musuh alami tersedia dan dilestarikan.
Daur hidup. Ngengat betina bertelur (tempatnya tergantung
spesies). Setelah menetas, larva (ulat) memakan daun teh. Setelah berganti
kulit beberapa kali, ulat menjadi kepompong. Akhirnya dewasa (ngengat) keluar
dari kepompong dan kawin.
Ulat penggulung pucuk
Cydia leucostoma, Famili Tortricidae, Ordo
Lepidoptera Ulat penggulung pucuk menyerang bagian tanaman teh yang akan
dipanen oleh petani, jadi hama ini memiliki potensi cukup besar untuk merugikan
petani. Ulat tersebut menggulung daun pucuk dengan memakai benang-benang halus
untuk mengikat daun pucuk sehingga tetap tergulung. Cara dia menggulung daun
cukup khas. Daur hidup. Ngengat betina bertelur dengan meletakkan satu atau dua
telur per daun teh, biasanya pada daun yang matang di bagian atas tanaman teh.
Setelah larva (ulat) menetas, dia berjalan ke pucuk dan masuk ke dalamnya. Setelah
masuk, dia mulai makan. Ulat yang baru menetas hanya bisa hidup lama di dalam
pucuk. Biasanya terdapat hanya satu ulat per pucuk.
Ulat secara bertahap membuat semacam sarang dan makan
dari dalamnya. Dua hari sebelum menjadi kepompong, ulat berhenti makan dan
mulai melipat daun di pinggirnya. Dalam lipatan daun, ulat membuat kokon putih.
Dewasa (ngengat) keluar dari kepompong pada siang hari, biasanya antara jam
8:00 dan 15:00. Ngengat kawin pada pagi atau malam
Sumber : Dedi Soleh Effendi, M. Syakir, M. Yusron, Wiratno.
2010. Budidaya dan Pasca Panen Teh.pdf. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan.
0 Response to "Hama Penting Pada Tanaman Teh"
Post a Comment