1) Tanaman Inang :Selain menyerang
anggrek, penyakit ini diketahui menyerang pada tanaman pertanian lainnya. Pada
anggrek terutama menyerang jenis-jenis terestrial, seperti Vanda sp.,
Arachnis sp. Dan sebagainya.
2) Gejala
Serangan : Tanaman yang terserang menguning dan layu. Infeksi terjadi pada
bagian-bagian yang dekat dengan tanah. Bagian ini membusuk, dan pada
permukaannya terdapat miselium cendawan berwarna putih, teratur seperti bulu.
Miselium ini membentuk sklerotium, yang semula berwarna putih, kelak berkembang
menjadi butir-butir berwarna coklat yang mirip dengan biji sawi. Pada
Phalaenopsis penyakit menyebabkan busuk akar dan pangkal daun. Jaringan menjadi berwarna kuning krem,
berair, yang segera berubah menjadi coklat lunak karena adanya bakteri dan
cendawan tanah. Sklerotium bentuknya hampir bulat dengan pangkal yang agak
datar, mempunyai kulit luar, kulit dalam dan teras. Di daerah tropis S.
rolfsii tidak membentuk spora. Cendawan dapat bertahan lama dengan hidup
secara saprofitik, dan dalam bentuk sklerotium yang tahan terhadap keadaan yang
kurang baik. S. rolfsii umumnya terdapat dalam tanah. Cendawan terutama
terpencar bersamasama dengan tanah atau bahan organik pembawanya. Sklerotium
dapat terpencar karena terbawa oleh air yang mengalir. S. rolfsii
terutama berkembang dalam cuaca yang lembab. Cendawan dapat menginfeksi tanaman
anggrek melalui luka ataupun tidak, bila melalui luka infeksi akan berlangsung
lebih cepat. Di Indonesia Oncidium sp. Dan Phalaenopsis sp.
sangat rentan terhadap S. rolfsii, Cattleya sp. agak tahan, sedangkan Dendrobium
sp. Sangat tahan.
3) Morfologi/Epidemiologi
: S. rolfsii adalah cendawan yang kosmopolit, dapat menyerang
bermacammacam tumbuhan, terutama yang masih muda. Cendawan itu mempunyai
miselium yang terdiri dari benang-benang berwarna putih, tersusun seperti bulu
atau kipas. Cendawan tidak membentuk spora. Untuk pemencaran dan mempertahankan
diri cendawan membentuk sejumlah sklerotium yang semula berwarna putih kelak
menjadi coklat dengan garis tengah kurang lebih 1 mm. Butir-butir ini mudah
sekali terlepas dan terangkut oleh air. Sklerotium mempunyai kulit yang kuat
sehingga tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan. Di dalam tanah sklerotium
dapat bertahan selama 6-7 tahun. Dalam cuaca yang kering sklerotium akan mengeriput,
tetapi justru akan berkecambah dengan cepat jika kembali berada dalam
lingkungan yang lembab.
0 Response to "Layu Sklerotium rolfsii Sacc. (Stadium Sempurna : Corticium rolfsii Curzi)"
Post a Comment