1) Tanaman Inang :Penyakit ini
dijumpai pada anggrek jenis Dendrobium sp., Arachnis sp.,
Ascocendo sp., Phalaenopsis sp., Vanda sp. dan Oncidium
sp.
3) Morfologi/Epidemiologi : C.gloeosporioides
berbentuk aservulus pada bagian yang mati (nekrosis) yang berbatas tegas,
biasanya berseta, kadang-kadang berseta sangat jarang atau tidak sama sekali.
Aservulus berbentuk bulat, memanjang atau tidak teratur, garis tengahnya dapat
mencapai 500 m. Seta mempunyai panjang yang bervariasi, jarang lebih
dari 200 m, dengan lebar 4-8 m, bersekat 1-4, berwarna
coklat, pangkalnya agak membengkak, mengecil ke ujung, pada ujungnya
kadang-kadang berbentuk konidium. Konidium berbentuk tabung, ujungnya tumpul,
pangkalnya sempit terpancung, hialin, tidak bersekat, berinti 1,9-24 x 3,6 m.
Konidiofor berbentuk tabung, tidak bersekat, hialin atau coklat pucat. C.
gloeosporioides tersebar luas, sebagai parasit lemah pada bermacammacam
tumbuhan inang, bahkan ada yang hanya hidup sebagai saprofit. Cendawan dapat
mempertahankan diri dengan hidup secara saprofitis pada bermacam-macam sisa
tanaman sakit. Pada cuaca menguntungkan jamur membentuk konidium. Karena
terbentuk dalam massa yang lekat, konidium dipencarkan oleh percikan air, dan
mungkin oleh serangga. Pembentukan konidium dibentuk oleh cuaca yang lembab,
sedang pemencaran konidium dibantu oleh percikan air hujan maupun siraman.
0 Response to "Antraknosa. Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc. (Stadium Sempurna : Glomerella cingulata)"
Post a Comment